masukkan script iklan disini
Foto : Rencana Pemerintah Memperlonggar Larangan Mudik Menuai Kritik dari PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) /Net. |
AsupanKita.com - Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan pemerintah untuk tetap konsisten dalam menjalankan pembatasan mobilitas penduduk demi mencegah penyebaran infeksi virus corona.
Pengurus PB IDI Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Humas Halik Malik menjelaskan, kunci pemutusan mata rantai penularan Covid-19 saat ini adalah kemampuan deteksi kasus positif yang terus ditingkatkan dan dipercepat.
Kebijakan ini pun, menurutnya, harus sejalan dengan upaya pembatasan sosial yang saat ini sedang berjalan.
“Jika pembatasan mobilitas penduduk kendor kita akan terus tertinggal oleh laju penularan virus corona di masyarakat. Akibatnya penularan akan meluas, episentrum terus bertambah, akhirnya semakin sulit diatasi,” jelas Halik pada Jumat, 1 Mei 2020, seperti dikutip dari republika.co.id, Minggu (3/5/2020)
Halik mengingatkan, salah satu strategi utama pencegahan penularan Covid-19 adalah membatasi mobilitas penduduk.
Tujuannya, agar orang yang sehat tidak bertemu dengan orang yang sudah terinfeksi virus corona, dan sebaliknya.
Momen mudik, ujarnya, dikhawatirkan menjadi kendaraan bagi Covid-19 untuk menyebar dan menginfeksi lebih banyak orang di daerah.
“Sejak awal PB IDI meminta bukan sekedar di imbau tapi ada ketegasan pemerintah agar larangan mudik itu diberlakukan,” katanya.
PB IDI, ujar Halik, juga sejak awal mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan restriksi transportasi massal demi mencegah penularan Covid-19.
Restriksi transportasi massal, menurutnya, termasuk melarang angkutan darat, laut, dan udara beroperasi sementara waktu demi menyetop pergerakan manusia, utamanya menjelang mudik Lebaran.
Laju kasus Covid-19 di Indonesia sendiri masih belum menunjukkan angka penurunan secara nasional.
Hingga Jumat (1/5/2020), terdapat penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 433 orang selama 24 jam terakhir di Indonesia, total 10.551 kasus positif Covid-19 sejak pertama kali diumumkan pada awal Maret lalu.
Selain itu, tercatat pula penambahan 69 pasien sembuh dalam satu hari terakhir, sehingga jumlah pasien sembuh menjadi 1.591 orang.
Pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia juga tercatat bertambah 8 orang sejak Kamis (30/4/2020) sampai Jumat (1/5/2020).
Total pasien meninggal dunia sampai Jumat menjadi 800 orang, dengan rasio kematian terhadap jumlah kasus positif adalah 7,58 persen.