masukkan script iklan disini
www.morethansource.com - Video viral yang berisi kabar pemutusan hubungan kerja atau PHK Massal karyawan department store di Ramayana dibenarkan pihak manajemen PT Ramayana Lestari Sentosa atau RALS. Store manager Ramayana City Plaza Depok, M. Nukmal Amdar menyampaikan klarifikasi kabar itu, dikutip dari cnbcindonesia.com (Jum'at, 10/4/2020).
Sebagai informasi, kabar PHK itu awalnya berembus dari sebuah video yang viral dari akun Twitter @wawat_kurniawan. Video itu berisikan sejumlah karyawan yang berseragam abu-merah muda saling berpelukan dan menangis.
Ia juga memberikan klarifikasi mengenai video yang beredar di Twitter tersebut. Menurutnya, saat itu para karyawan sedang diberikan sosialiasi mengenai performa perusahaan yang menurun akibat pandemi Corona. Sehingga, manajemen pun mengumumkan PHK atas 87 karyawan.
Adegan berpelukan dan isak tangis karyawan di video tersebut terjadi ketika para karyawan hendak berpisah dengan rekan-rekan kerjanya.
"Ada video beredar, saya mau klarifikasi itu bahwa ada pemberitaan bilang itu tangisan pemecatan massal saya nggak ngerti. Itu mungkin ada oknum yang mengambil kesempatan biar viral. Sebenarnya memang pada saat saya sosialisasi di tanggal 4 April tentang pemaparan performance perusahaan. Artinya memang tidak mampu lagi beroperasional dan menutupi biaya-biaya semuanya. Akhirnya pada saat itu manajemen memutuskan untuk tutup. Itu video mungkin tangisan ya pada saat mereka berpisah, ya perpisahanlah," pungkasnya.
Ramayana City Plaza Depok Resmi Tutup Operasional
Ramayana City Plaza Depok, Jawa Barat, sudah menutup operasionalnya sejak Senin (6/4). Akibatnya, semua karyawan di gerai tersebut yang jumlahnya 87 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Semua karyawan 87 orang sudah kita PHK dan diproses sesuai ketentuan," ungkap Store Manager Ramayana City Plaza Depok M Nukmal Amdar kepada detikcom, Rabu (8/4/2020).
Dengan demikian, gerai Ramayana Depok saat ini ditutup permanen. Namun dia bilang tidak menutup kemungkinan akan dibuka kembali, tergantung kebijakan dari manajemen pusat.
"Kita tutup operasional artinya permanen. Tapi tidak menutup kemungkinan ke depan jika kondisi memungkinkan bisa ada harapan lebih baik. Ya mungkin arah manajemen kita nggak tahu seperti apa ke depan," katanya.
Tutup Karena Imbas Corona dan Bagaimana Nasib Ke-87 Karyawannya?
Nukmal menjelaskan, penyebab tutupnya Ramayana Depok dan juga keputusan PHK atas semua karyawan sebab tak sanggup menanggung biaya operasional. Ia menguraikan, sejak virus Corona dikonfirmasi merambah Indonesia yakni pada awal Maret lalu, penjualan toko tersebut berangsur menurun, bahkan hingga 80%.
"Semenjak bulan Maret, sudah penurunan sampai 40%. Itu kan kita masih bagus di awal sebelum penemuan COVID-19 pertama di Indonesia kita masih stabil di situ. Tapi begitu berjalannya dengan protokol pemerintah akhirnya sudah tidak bisa lagi. Terakhir kondisi tren penjualan menurun sampai 80% jadi tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan operasional," terang Nukmal.
Lantas, bagaimana nasib karyawan yang jadi korban PHK?
Nukmal menegaskan, seluruh karyawan yang kena imbas PHK diproses sesuai ketentuan dan akan memperoleh pesangon.
"Semua karyawan 87 orang sudah kita PHK dan diproses sesuai ketentuan. Mereka mendapatkan hak pesangonnya," tegas Nukmal.
Selain itu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk juga telah mendaftarkan seluruh karyawan Ramayana Depok kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat agar memperoleh Kartu Pra Kerja.
Ia mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Disnaker Kota Depok agar program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut bisa diperoleh 87 karyawan Ramayana yang kena PHK tersebut.
"Sudah. Kebijakan management agar bisa menopang biaya hidup akan segera direalisasikan dalam waktu dekat. Semua kita sudah daftarkan juga ke Disnaker untuk mendapatkan dana pemerintah dari Kartu Pra Kerja," paparnya.