masukkan script iklan disini
www.morethansource.com - Tepatnya, guru di SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Dalam dua hari terakhir, kisah Pak guru Avan viral di media sosial, khususnya Facebook. Ia berbagi cerita bagaimana ia menjalani kesehariannya sebagai guru selama masa pandemi virus corona.
Aktivitas belajar dilakukan dari rumah selama lebih dari sebulan ini.
Guru dan siswa diminta memanfaatkan teknologi. Materi pembelajaran diberikan secara online.
Praktiknya tak semudah itu bagi Avan dan para siswanya. Fasilitas belajar online tak dimiliki semua siswa. Jangankan laptop, ponsel saja ada tak punya.
Avan tak ingin menambah beban para orangtua siswa. Ia memilih menyambangi rumah siswanya. Satu per satu. Jarak tempuhnya tak dekat.
Melalui unggahan di akun Facebook-nya, Avan Fathurrahman, ia menceritakan pengalamannya mendatangi satu per satu muridnya untuk memandu mereka belajar di rumah.
Diunggah pada Kamis (16/4/2020), hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, unggahan Avan sudah menyebar dan dibagi ulang lebih dari 5.200 kali.
“Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Mentri, agar bekerja dari rumah. Ini jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah. Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk beli kuota internet akan membebani wali murid,” demikian tulis Avan.
Bahkan, kata Avan, ada wali murid yang ingin mencari pinjaman uang untuk membeli ponsel.
“Karena mendengar kabar bahwa rata-rata, anak-anak harus belajar dari HP cerdas. Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah, tidak harus lewat HP. Siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah. Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari,” lanjut Avan dalam unggahannya.
Unggahan Avan pun mendapatkan ribuan komentar. Banyak yang mengapresiasi apa yang dilakukannya.
Selain berkewajiban memastikan proses belajar tetap berlangsung meski di tengah pandemi virus corona, Avan dan para guru lainnya harus melaporkan kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan bersama siswa-siswanya.
Oleh karena itu, ia harus turun langsung untuk memastikan semua siswanya tetap bisa belajar, meskipun dari rumah.
Avan menyadari bahwa keputusannya untuk mengajar siswa dari rumah ke rumah pada masa pandemi virus corona tak sesuai dengan imbauan pemerintah.
Akan tetapi, ia mengaku tak punya pilihan lain atas kondisi riil yang dihadapi siswanya.
“Di satu sisi saya memang paham, bahwa saat ini tidak boleh keluyuran, tidak boleh ke mana-mana. Tapi memang Alhamdulillah di daerah saya itu masih zona hijau, itu yang pertama. Karena masih zona hijau, saya merasa Insya Allah semoga aman saya jalan,” kata Avan.
Selain wilayahnya masih termasuk zona hijau, dukungan dari keluarga juga membuatnya semakin yakin menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru dengan kondisi siswa yang terbatas fasilitas.
“Kalau keluarga saya malah men-support, ja. Jadi kan saya diskusi juga, ini gimana kalau seperti ini. Saya sampaikan, niatkan. Ya Alhamdulillah keluarga support,” ujar dia, dikutip dari kompas.com, Minggu (19/04/2020).
Avan kini telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan telah mengajar di SDN Batuputih Laok 3 sejak 2015.