masukkan script iklan disini
AsupanKita.com - Salah satu warga Luanda, Ibu Kota Angola yang merupakan tokoh masyarakat yang dikenal sebagai tokoh poligami di negara Afrika tersebut, Francisco Tchikuteny Sabalo, meninggal dunia pada 14 April 2020 lalu.
Sabalo, yang dikenal sebagai Pai Grande atau Big Dad, meninggal akibat kanker prostat yang diidapnya. Kepergiannya ini menarik kerumunan sedikitnya 1000 orang yang datang untuk menyampaikan penghormatan.
Melansir dari VOA, Sabalo dimakamkan pada hari Minggu (19/4/2020). Para pelayat Sabalo saling berpelukan, menangis, bernyanyi, berdiri, dan berdekatan. Seolah tak mengindahkan seruan menjaga jarak atau social distancing yang dikeluarkan Presiden Angola, bahwa dilarang melakukan pertemuan lebih dari 50 orang selama masa pandemi COVID-19.
Menurut putranya, Lumbaneny Sabalo, selama lebih dari setahun Sabalo menjalani perawatan di Luanda dan beberapa tempat lain. Hanya saja, pada akhirnya Sabalo memutuskan pulang ke rumah sehingga jika Tuhan memanggilnya, setidaknya dia akan meninggal didampingi istri dan anak-anaknya.
Sabalo dimakamkan di pemakaman keluarga di Giraul do Meio, yang oleh penduduk lokal dikenal sebagai Pulau Mungongo, yang terletak di selatan kota pelabuhan Namibe. Menurut salah satu pelayat di upacara pemakaman, Sabalo adalah seorang 'manusia yang komplit' yang menghargai keluarga dan memperjuangkan pendidikan.
Selain itu, Sabalo juga merupakan seorang penganut Kristen dan menjadi anggota gereja New Ecclesiastic Order of Angola. Semasa hidup, ia aktif menjadi pengajar bagi anak-anak kurang mampu. Bahkan secara sukarela, ia pernah jadi guru sekolah dasar selama lima tahun.
Sabalo meninggal di usia 70 tahun dan meninggalkan 42 istri, 156 anak, 250 cucu dan 67 cicit. Istri pertamanya, Eva Domingos Bartolomeu mengatakan, ia berharap keluarga mereka tetap bersatu, sesuai dengan keinginan terakhir Sabalo.
"Saya akan melakukan apa saja demi menafkahi anak-anak," kata Bartolomeu.