masukkan script iklan disini
Tranding.web.id (Beritags Net) – Roda kehidupan selalu berputar, sebuah pepatah yang mungkin dirasakan oleh pria setengah baya penjual es serut di pinggir jalan ini. Tanpa lelah ia berjualan setiap hari demi menyambung hidup. Di samping dagangannya, ada seorang anak yang duduk di kursi roda. Anak tersebut merupakan putranya yang divonis berkebutuhan khusus.
Ia terpaksa berjualan sambil membawa anaknya karena tak ada yang menjaga sang putra bila ditinggal di rumah sendiri. Sang istri diketahui pergi meninggalkannya begitu saja di kala mengetahui anak mereka divonis memiliki kekurangan fisik. Sedih yang teramat sangat dirasakan pria separuh baya ini jika mengingat kepergian istrinya. Tapi, ia harus bangkit dan berjuang demi pengobatan putranya. Berikut kisahnya.
Diceritakan. Seperti hari-hari sebelumnya, siang itu, pria yang akrab disapa Paman Dam oleh pelanggannya ini kembali berjualan es serut di salah satu pinggir jalan sudut kota.
Selalu Bawa Anaknya Setiap Kali Pergi Berjualan
Setiap hari, Paman Dam (nama samaran) selalu mangkal di lokasinya berjualan bersama gerobak dagangannya juga bersama putranya tersebut. Jarak rumah dengan tempatnya berjualan memang tak dekat, setidaknya ia harus menempuh jarak sekitar 6 kilometer dengan berjalan kaki setiap hari.
Sementara itu, sang putra duduk di sebelah gerobak dan tampak payung besar melindunginya dari terik matahari.
Paman Dam menjual es serutnya seharga Rp 5 ribu per mangkuknya. Awalnya ia menjual seharga Rp 7 ribu, tapi karena banyak pembeli yang merasa terlalu mahal sehingga ia pun memutuskan untuk menurunkan harga.
Putra Paman Dam menunjukkan tanda-tanda cacat fisik ketika ia berusia delapan bulan. Dan ketika sang istri mengetahui kondisi anaknya demikian, ia pun langsung meninggalkan mereka berdua.
Paman Dam mengaku hancur dan sempat mencoba bunuh diri saat itu. Namun, akhirnya Paman Dam memilih bertahan dan bangkit. Memulai bisnis sendiri sambil merawat putra satu-satunya yang ia miliki.
Ketika ditanya bagaimana ia terus tetap kuat meskipun ada banyak tantangan dalam hidupnya, Paman Dam pun menjawab, "Aku berhasil melewati masa laluku dengan hanya berfokus pada masa kini, dan memberi diriku alasan untuk selalu bahagia."
Bagi Paman Dam, masa lalu hanya masa lalu dan manusia harus terus maju.
"Masa lalu harus tetap di masa lalu dan kita semua harus berusaha untuk bahagia di masa sekarang. Masa depan tidak dapat diprediksi dan karenanya kita tidak perlu terlalu khawatir tentang hal itu," ucap Paman Dam.
Putranya pun selalu ia bawa untuk menemaninya berjualan, karena ia merupakan pilar kekuatan bagi ayahnya.
Sahabat. Sebuah ketulusan seorang ayah yang sangat luar biasa. Dikala seharusnya membesarkan anaknya bersama-sama dengan sang istri, tapi nasib berkata lain. Ia pun harus berjuang sendiri membesarkan putranya.