Iklan

Jangan Berkecil Hati Meski Kita Tidak Punya Pekerjaan Tetap, Karena Semua Manusia Telah Allah Jamin Rejekinya Dengan Baik

admin
19 Februari 2020, 04:13 WIB Last Updated 2022-05-24T05:01:54Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Jangan Berkecil Hati Meski Kita Tidak Punya Pekerjaan Tetap, Karena Semua Manusia Telah Allah Jamin Rejekinya Dengan Baik

AsupanKita.com - Bagi kita semua yang saat ini tengah bimbang dan juga bersedih karena ketiadaan pekerjaan, tidak usah berkecil hati apalagi berlarut-larut dalam frustasi.

Ingatlah dengan bijak, bahwa tidak semua orang benar hendaknya memiliki pekerjaan tetap dan bergaji, tetapi semua manusia di dunia ini telah Allah jamin rezekinya dengan baik dan juga sempurna.

Lalu, apabila saat ini Anda tengah dalam kondisi tidak berdaya karena ketiadaan pekerjaan tetap di suatu perusahaan yang menurut Anda itu merupakan sumber rezeki, buang mindset yang demikian.

Ingat, kalian masih memiliki allah yang maha segalanya, dan juga dia – lah dzat yang mengendalikan rezekimu. Tidak kenapa walaupun kalian tidak mempunyai honor bejibun banyaknya, yang berarti kalian senantiasa ketahui triknya mencari rezeki halal.

Kandas itu biasa, jatuh dan juga bangkrutpun merupakan perihal yang tidak perlu kalian sesali, karena tentu dibalik kekacauan yang kita alami tersebut akan terdapat hikmah yang luar biasa kebaikannya.

Dari itu, besarkan saja hatimu dengan apa yang telah Allah putuskan, tidak perlu bersedih, tidak harus takut, percaya saja dikala kalian ikhlas dan juga terus memohon kepada – Nya hingga rezeki yang lebih baik hendak Allah datangkan.


Jenis-Jenis Rezeki

Rezeki memiliki arti kata penghidupan, hal-hal yang bermanfaat dan semua yang berguna bagi makhluk. Rezeki Allah berarti hal-hal yang berguna bagi kehidupan makhluk yang berasal dari Allah.

Rezeki juga memiliki arti sebagai anugrah, yaitu anugrah atau pemberian Allah kepada makhluk-Nya. Tahukah kalian bahwa rezeki manusia dan seluruh makhluk hidup sudah dijamin oleh Allah.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ar-Rum ayat 40:



اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

Artinya :
“Allah-lah yang menciptakanmu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali).”
“Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Ar-Rum ayat 40).

Pada ayat di atas, Allah memberitahu bahwa telah menghidupkan manusia, memberi rezeki, mematikan dan menghidupkannya kembali.

Kemudian Allah mempertanyakan kepada manusia “Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu?”

Memahami berbagai jenis rezeki yang Allah bagaikan di muka bumi ini akan membantu kita bersabar dan berhusnudzan kepada-Nya.

Ketika kita diberi kesempitan, selalu bersyukur dan mengakui bahwa rezeki datang dari-Nya dansemoga selalu diberi kelimpahan. Selain itu, memahami hal ini juga akan membuat kita bisa memilih rezeki jenis apa yang ingin kita dapatkan.

Memang, Allah tidak menyamaratakan pemberian rezeki-Nya kepada manusia. Hal ini tentu saja memiliki hikmah tersendiri di sisi-Nya.

Allah berfirman dalam Al Quran An Nahl ayat 71:



وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

Artinya :
“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki.” (QS. An-Nahl ayat 71).

8 Jenis Rezeki Dari Allah
Allah akan memberikan rezeki kepada semua makhluknya yang menjadi ciptaan-Nya. semuanya diterangkan secara tersirat di dalam Al-Quran.

Kedelapan rezeki dari Allah ini adalah rezeki yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya. Simak ulasan ulasan tentang ke-8 jenis rezeki tersebut.


1. Rezeki Karena Sudah Dijamin oleh Allah bagi Semua Makhluk-NYA

Allah yang menciptakan alam semesta seluruh makhluk di dalamnya. Maka Allah juga yang menjamin rezeki mereka agar bisa bertahan hidup untuk melaksanakan tugas masing-masing.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Hud ayat 6:



وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Artinya :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud ayat 6).
Adapun yang dimaksud binatang di ayat ini ialah segenap makhluk yang bernyawa, termasuk kita manusia. Allah sudah menjamin rezeki kita.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin menjelaskan bahwa :

“Rezeki jaminan adalah rezeki yang dijadikan penguat dan hal-hal lain yang membuat tubuh menjadi tegak tanpa ada penyebab lain. Rezeki semacam ini merupakan jaminan dari Allah.”

Satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa rezeki ini berupa rezeki dasar untuk bertahan hidup agar kita bisa beribadah. Rezeki seperti ini tidak perlu kita khawatirkan. Tidak akan habis kecuali jika ajal memang sudah menjemput.

Meski seseorang tidak bekerja sama sekali, ia tetap akan mendapat rezeki ini. Anak-anak mendapat rezeki melalui orang tua, orang sakit mendapat rezeki melalui keluarganya yang sehat.

Bahkan orang gila sekali pun akan tetap mendapat bagian ini. Allah sudah mengaturnya. Bukankah cecak yang merayap di dinding bisa menangkap nyamuk yang suka beterbangan?

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al Anakabut ayat 60:



وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم

Artinya :
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ankabut ayat 60).

2. Rezeki Karena Berusaha

Jika selain menjalankan kewajiban-kewajiban ibadah kita juga untuk merasakan fasilitas kehidupan yang lain, berarti kita membutuhkan rezeki jenis ini, ini adalah rezeki yang didapatkan dengan berusaha lebih.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 145:



وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا

Artinya :
“Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu.” (QS. Ali Imran ayat 145).
Usaha yang dilakukan bisa berupa menjadi karyawan dan berusaha menjadi teladan agar jabatan kian meningkat dan gaji semakin menanjak.

Bisa juga dengan menajdi wirausahawan mandiri yang giat dan gigih agar usaha berkembang dan menghasilkan.

Termasuk dalam kategori ini adalah mempelajari teknologi ilmu bisnis, marketing dan akuntansi perusahaan. Bisa juga berkreasi membat produk atau menjadi penghubung perdagangan antar negara.

Untuk rezeki yang kedua ini, berlaku hukum kasualitas atau hukum sebab-akibat. Siapa semakin baik usahanya, semakin baik juga hasilnya.

Sebagaimana disampaikan oleh banyak orang, “Barang siapa sungguh-sungguh, ia akan berhasil.”

“Man Jadda Wa Jada.”

Semakin pintar, ulet dan gigih seseorang dalam usahanya, semakin besar pula kemungkinan dia akan berkelimpahan rezeki. Dan, rezeki ini diberikan baik kepada orang Muslim maupun orang kafir.

3. Rezeki Karena Bersyukur

Rezeki tambahan juga akan Allah berikan kepada orang-orang yang bersyukur kepada-Nya. Hal ini bahkan sudah diumumkan oleh Allah di dalam Al Quran.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ibrahim ayat 7:



وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya :
“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim ayat 7).
Inilah hukum sebab-akibat kedua yang Allah tetapkan berkenan rezeki. Semakin bersyukur seseorang atas apa yang ia dapatkan maka akan semakin ditambah kenikmatan yang ia dapat.

Cara bersyukur atas rezeki yang didapat bisa berupa mengeluarkan zakatnya dan menggunakannya untuk ketaatan baik yang wajib maupun yang sunnah.

Juga untuk membantu orang lain terutama keluarga dan saudara seiman dengan jalan berinfak, bersedekah, meminjami, menghutangi, melusakan hutang dan lain sebagainya.

4. Rezeki Karena Bertakwa (Rezeki yang Tidak Terduga)

Adapun rezeki keempat berbeda dengan rezeki sebelumnya. Rezeki ini bukanlah hasil hukum sebab-akibat. Rezeki ini cenderung mirip dengan rezeki makhluk, hanya saja dengan penerima yang lebih khusus, yakni orang bertakwa.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ath Thalaq ayat 2 -3:



وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Artinya :
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thalaq ayat 2-3).

Contoh rezeki ini adalah mukjizat para nabi terkait rezeki seperti Nabi Musa yang mengetuk batu lalu muncullah 12 mata air untuk 12 suku yang bersamanya seperti diceritakan dalam surah Al-Baqarah (Sapi Betina).

Aatau Nabi Isa yang meminta hidangan pada Allah dari surga karena permintaan para pengikutnya sebagaimana diceritakan dalam surah Al-Maidah (hidangan).

Contoh lainnya adalah Maryam yang senantiasa beribadah di Baitul Maqdis karena memang telah dinazarkan ibunya sebelum lahir.

Setiap kali Nabi Zakaria pamannya menemuinya, ia selalu menjumpainya memiliki buah-buahan musim dingin padahal sedang musim panas, atau buah-buahan musim panas padahal waktu itu sedang musim dingin.

Selain mereka, masih banyak contoh lain rezeki tak terduga yang didapatkan orang-orang bertakwa karena ketakwaan mereka.

Rejekinya pun tidak hanya berupa makanan, akan tetapi juga harta benda lainnya. Bahkan, mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya.

5. Rezeki Karena Istighfar

Islam juga mengajarkan kepada umatnya melalui amalan agar doanya dapat segera dikabulkan. Juga memanjatkan doa agar rezeki semakin lancar dan berlimpah.

Salah satunya dengan memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Nuh Ayat 10 – 12:



فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Artinya :
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan melimpahkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh ayat 10 – 12).

6. Rezeki Karena Menikah

Dengan menikah maka akan membuka pintu rezeki. Sebelum menjadi pengantin dalam pernikahan, hidup dengan gaji pas-pasan dan hidup yang hanya cukup buat sendirian. Ternyata Allah memberi kelapangan setelah kesempitan.

Setelah menikah, gaji yang hanya cukup untuk sendirian bisa digunakan untuk kebutuhan istri dan anak. Bahkan masih ada sisa penghasilannya yang bisa ditabung.

Karena Allah akan menolong setiap orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.

Rasulullah Bersabda:



ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ

Artinya :
“Ada tiga orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah. Yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya dan budak yang ingin membebaskan dirinya.” (HR. An-Nasa’i).

Allah juga berfirman dalam Al Quran surah An Nur Ayat 32:



وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya :
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih belum menikah di antara kamu, dan juga orang-orang yang pantas dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Seandainya mereka miskin, maka Allah akan melimpahkan rezeki yang cukup kepada mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur ayat 32).

7. Rezeki Karena Anak

Setiap pasangan yang sudah melalui proses ijab kabul dalam akad nikah maka akan menjadi keluarga. Dari keluarga yang terdiri dari suami dan istri ini, mereka akan memperoleh seorang anak.

Anak adalah generasi penerus bagi kedua orang tuanya yang akan selalu dididik menjadi pribadi yang sholeh atau sholehah.

Sejak dalam kandungan, anak sudah membawa rezekinya masing-masing. Dengan kehadiran seorang anak, bukan menambah beban bagi kedua orang tuanya. Melainkan malah akan menambah rezeki kedua orang tua-nya.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al Israa’ ayat 31:



وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Artinya :
“Dan janganlah engkau membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al Israa’ ayat 31).

8. Rezeki Karena Sedekah

Banyak orang yang berpikiran jika mengeluarkan harta untuk membantu orang atau bersedekah, maka akan mengurangi jumlah nominal hartanya. Dan hal ini akan menyebabkan hartanya berkurang serta membuatnya menjadi miskin.

Pikiran ini sangat wajar, karena sudah menjadi sifat dasar manusia kalau takut dengan kefakiran, makanya selalu perhitungan soal harta. Ditambah lagi dengan godaan setan yang selalu menggoda manusia yang akan bersedekah agar takut kepada kefakiran.

Padahal yang terjadi malah sebaliknya. Sebagian harta yang sudah dikeluarkan untuk bersedekah di jalan Allah maka akan mendatangkan keberkahan. hal ini akan menambah kebaikan dari harta tersebut dan berkembang menjadi lebih banyak.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al Baqarah Ayat 245:



مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya :
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah ayat 245).

Allah juga berfirman dalam Al Quran surah Al Baqarah Ayat 276:



يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ

Artinya :
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (Qs Al-Baqarah 276).

Itulah macam-macam rezeki dari Allah, dan rezeki ternyata sudah dijamin oleh Allah.

Tinggal kita rajin untuk berusaha, bersyukur, bertakwa, beristighfar, menikah, punya anak yang sholeh atau sholehah dan rajin bersedekah di jalan Allah, maka rezeki akan datang dengan tidak terduga-duga.

Rezeki di Pagi Hari

Waktu pagi adalah waktu yang sangat tepat untuk mencari rezeki yang Allah sebar di muka bumi ini. Setelah bangun tidur di pagi hari, badan dan pikiran akan lebih segar.

Saat pagi, badan cenderung masih energik, pikiran kita masih jernih hati dan perasaan juga jernih.

Di waktu ini jutaan manusia juga mulai melakukan aktivitas mereka dan kebutuhan-kebutuhan untuk dipenuhi pun mulai bermunculan.

Inilah kesempatan kita untuk menggunakannya dengan baik. Kesempatan kita untuk menggunakannya dengan baik. Kesempatan pagi luar biasa ini mestinya tidak kita sia-siakan.

Rasulullah bersabda:



اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Artinya :
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi.” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hal ini kita bisa meneladani seorang pengusaha dahulu bernama Shakhr sebagaimana dikisahkan Dr. Raghib As-Sirjani dalam buku “Misteri Shalat Subuh”.

Dengan berpegang pada hadits di atas, ia melakukan aktivitas berdagangnya mulai dari pagi hari dan dia selalu beruntung. Imam Ahmad menyebutkan karena saking banyaknya harta yang dimiliki, Shakhr tidak tahu lagi dimana ia harus menyimpannya.


Sumber: wisatanabawi.com
Komentar

Tampilkan

Terkini